Penyebab kematian sekitar 2,7 juta warga dunia setiap tahunnya disebabkan tidak
cukupnya makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Rendahnya konsumsi kedua sumber
serat itu menjadikannya masuk ke dalam 10 besar factor penyebab kematian di
dunia.
Terbukti, bahwa mengkonsumsi
buah dan sayuran secara berkecukupan menolong mencegah sejumlah besar penyakit
dan sebaliknya, mendorong tetap terpeliharanya kesehatan secara baik. Di
Indonesia banyak juga masyarakat yang kurang mengkonsumsinya. Hal ini karena
dipengaruhi oleh budaya lokal setempat, karena lain ladang lain belalang, lain
daerah lain pula pola makanya alias dietnya. Belum lagi dengan makanan lainnya
spesifik daerah yang kandungan nutrientnya masing-masing berbeda.
Berbagai penyakit kronis
tidak hanya monopoli masyarakat negara maju. Saat ini semakin besar jumlah
mereka yang mengidap penyakit semacam itu di negara-negara berkembang dan
miskin.
Urbanisasi memainkan peran
yang sangat besar terhadap perubahan tersebut. Masyarakat kota cenderung
mengkonsumsi makanan dengan energi yang padat, tinggi kandungan lemak jenuh dan
karbohidrat olahan. Perubahan mendadak dalam menu makanan tersebut di kombinasi
dengan gaya hidup yang menetap, yang berartri berkembangnya aktivitas fisik,
memicu efek yang drastis. Ada beberapa alasan mengapa beberapa kelompok
masyarakat tidak mau mengkonsumsi buah dan sayuran antara lain adalah mahal,
kenyamanan, rasa stigma. Sejauh ini, rendahnya konsumsi kedua sumber tersebut
memiliki sumbangan 31 % terhadap penyakit jantung ishaemic dan 11 % stroke di
seluruh dunia. WHO juga menduga adanya sumbangan 5-12 % untuk seluruh macam
kanker, khusus kanker saluran pencernaan menyumbang 20-30 %.
Mengapa penting ?
Meningkatnya
penyakit-penyakit kronis tidak menular, baik di negara-negara kaya maupun miskin,
sebagian disebabkan menurunnya aktivitas fisik dan konsumsi energi pangan yang
berlebihan. WHO memperhitungkan hampir 3 juta warga dunia menemui kematian
setiap tahun akibat penyakit-penyakit tersebut. Sebuah definisi yang hampir
sama mematikannya dengan konsumsi tembakau dan perilaku seks tidak aman.
Permasalahanya begitu
sederhana, semua itu terkait dengan tidak berkecukupannya konsumsi buah-buahan
dan sayuran. Kedua sumber pangan penuh vitamin dan mineral tersebut memang
melayani sejumlah besar fungsi penting dalam tubuh. Tentu saja, kaya akan serat
yang dapat menolong mengeluarkan bahan-bahan berbahaya dari tubuh dan
menurunkan tingkat kolesterol darah.
Manfaat masing-masing
vitamin :
·
Vitamin A : Memelihara kesehatan mata dan
meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi penyakit, berperan meningkatkan
fungsi saraf dan otot.
·
Vitamin B : Penting dalam proses konversi
makanan menjadi energi dalam tubuh, juga berperan mengurangi secara signifikan
risiko cacat kelahiran pada bayi dan mencegah penyakit.
·
Vitamin C : Berperan sebagai antioksidan yang
kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara
khusus mampu meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk
pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain. Zat yang
terakhir apabila sangat rendah dalam tubuh menyebabkan anemia yang saat ini
banyak diderita orang.
Warna adalah kunci
Makanan yang beragam sangat
dianjurkan oleh para ahli kesehatan dan gizi. Karena makan dengan berbagai
macam buah dan sayuran yang berbeda akan mendorong memastikan pemenuhan
kebutuhan nutrisi setiap orang.
Tentunya yang dimaksud
adalah bukan sekedar memakan banyak buah dan sayur, tetapi yang penting adalah
memakan yang berbeda-beda warna. Kenapa harus berbeda warna, karena perbedaan
warna pada buah-buahan dan sayuran cenderung berkaitan dengan kombinasi yang
berbeda dalam hal nutrisi dan phytochemicals, yang masing-masing memberi fungsi
tersendiri bagi kesehatan tubuh. Semakin banyak warna di makan, semakin sehat
diet kita.
Kerugian yang didapat
Sebagai akibat dari gangguan
dari nutrisi yang paling berat di dunia adalah cacat lahir, pertumbuhan fisik
dan mental yang lambat, melemahnya sistem kekebalan tubuh, kebutaan, dan bahkan
kematian, disebabkan oleh diet yang kurang vitamin dan mineral. Dapat dikatakan
bahwa rendahnya penyerapan buah-buahan dan sayuran adalah factor penyumbang
terbesar atas defisiensi tersebut.(James)
www.promosikesehatan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar